Metamorfosis tidak sempurna
Metamorfosis tidak sempurna atau disebut juga dengan hemimetabola, adalah metamorfosis yang tidak mengalami proses pupa dan larva. Jadi hewan-hewan yang mengalami proses metamorfosis tidak sempurna akan langsung menuju fase dewasa.
Ciri utama hewan yang memiliki metamorfosis tidak sempurna adalah, mereka memiliki bentuk yang tetap ketika menetas dan perubahannya hanya menyangkut pada ukuran tubuh saja.
Ciri lainnya yang tidak kalah penting adalah, hewan-hewan ini sering melakukan pergantian kulit atau molting. Pergantian kulit ini dilakukan karena hewan tersebut bertambah besar. Saking besarnya, kulit mereka tidak sanggup lagi untuk menutupi tubuhnya sehingga membutuhkan kulit baru yang lebih sesuai dengannya.
BACA JUGA: 14 Hewan Langka Di Indonesia Yang Dilindungi
Pengertian Metamorfosis
Metamorfosis adalah perubahan biologis yang terjadi pada hewan selama masa pertumbuhan. Proses metamorfosis ini baru akan berhenti ketika para hewan tersebut sudah memasuki usia dewasa. Istilah metamorfosis sendiri berasal dari bahasa Yunani, dan merupakan gabungan dari tiga kata yakni, Meta yang memiliki arti setelah. Kata Morphe yang berarti bentuk, dan terakhir kata Osis yang berarti bagian dari.
Berbeda dengan kebanyakan hewan lain, hewan yang mengalami metamorfosis tidak hanya tumbuh jadi lebih besar, namun juga mengalami perubahan bentuk tubuh yang drastis. Tidak jarang selama proses metamorfosis ini, hewan tersebut menumbuhkan organ tubuh baru yang membuat penampilannya jadi sangat berbeda dari sebelumnya.
Kupu-kupu misalnya, sebelum memiliki dua sayap yang indah, kupu-kupu hanyalah ulat biasa yang merayap dari satu daun ke daun lain. Namun setelah melakukan metamorfosis, mereka tidak lagi menjadi ulat, mereka bukan hanya memiliki kaki-kaki kecil, tetapi juga dua sayap bercorak indah yang membuat penampilannya jadi sangat berbeda dari sebelum metamorfosis.
Mengingat perubahannya yang sangat drastis, tentu saja proses metamorfosis ini tidak selesai dalam waktu satu malam saja. Sebelum berubah, para hewan yang melakukan metamorfosis harus melewati beberapa tahapan. Ada tahapan apa aja?
Proses Metamorfosis Pada Lebah Madu
Fase pertama lebah adalah telur dari lebah betina, yakni ratu lebah yang bertelur. Telur ini kemudian akan diletakan oleh lebah betina di sarang yang sudah dibuat terlebih dahulu oleh lebah jantan. Satu sarang ini hanya akan diisi oleh satu telur saja.
Dalam fase telur lebah betina akan membaginya menjadi 3 kelas, yakni lebah pekerja, lebah prajurit, dan calon ratu lebah. Kemudian telur-telur tersebut akan diletakan pada sarang lebah yang berbeda-beda. Untuk berubah dari telur menjadi larva, metamorfosis lebah hanya membutuhkan waktu 3 hari.
Setelah telur menetas maka memasuki fase larva yang masih berada di sel sarang dalam bentuk meringkuk yang kemudian akan melalui 5 kali fase ganti kulit. Dalam fase ini larva lebah bisa makan sampai lebih dari 1000 kali dalam sehari. Setelah sel larva lebah ditutup maka lebah akan memasuki fase metamorfosis menjadi pupa.
Setelah menjadi pupa maka lebah akan memasuki fase metamorfosis yang lama, yakni 12 hari di dalam sarangnya. Dalam fase ini akan terjadi pertumbuhan bentuk tubuh dan organ-organ yang berkembang semakin sempurna. Organ yang mulai terbentuk adalah mata, kaki, dan sayap. Selain itu akan tumbuh pula bulu-bulu halus yang ada di tubuh lebah dewasa.
Fase terakhir pupa lebah akan memakan lilin yang menutup sarangnya dan keluar sebagai lebah dewasa. Setelah berhasil keluar maka lebah dewasa akan menjalankan tugas sesuai kelasnya yang telah ditentukan oleh ratu lebah sebelumnya saat masih telur. Contohnya lebah pekerja akan mencari makan dan membangun sarang, lebah prajurit akan menjaga sarang, dan ratu lebah memimpin koloni.
Source : bobo.grid.id
Pertama lalat akan memasuki fase telur yang dihasilkan dari proses perkawinan lalat jantan dan betina. Telur merupakan hasil pembuahan dari perubahan spermatozoa yang berhasil pada lalat. Selanjutnya lalat betina akan meletakkan telur-telurnya di tempat kotor seperti sampah, bangkai binatang, hingga kotoran-kotoran. Di tempat kotor itulah sumber makanan untuk telur yang sudah menetas menjadi larva nantinya.
Setelah telur berhasil menetas, maka berubah menjadi larva atau biasa kita kenal dengan belatung. Bentuknya memang menjijikan seperti ulat kecil yang bergerak-gerak memakan kotoran disekitarnya. Larva ini kemudian akan melewati fase ganti kulit beberapa kali hingga kulitnya berubah menjadi keras.
Kemudian larva akan memasuki fase ganti kulit terakhir dan mencari tempat perlindungan yang jauh dari pemangsa atau predator yang bisa membunuhnya. Setelah itu larva akan berubah menjadi pupa dalam waktu 2 hari.
Setelah larva berhasil hidup maka akn berubah menjadi pupa yang bertapa di tempat gelap dan terhindar dari sinar matahari secara langsung. Pupa ini kemudian akan menjadi semakin keras dan berwarna kecoklatan, maka bentuk tubuhnya pun semakin berubah. Fase ini akan dijalani selama seminggu hingga lalat siap memiliki sayap dan membelah terbang menjadi imago.
Fase metamorfosis yang terakhir adalah berubah menjadi imago yang berhasil keluar dari pupa dan terbang mencari makan. Fase menjadi lalat dewasa biasanya terjadi dalam 21 hari. Kemudian imago betina akan kembali dibuahi lalat jantan dan menghasilkan telur lalat kembali.
Proses Metamorfosis Pada Katak
Fase metamorfosis katak dimulai dari telur dimana sel telur tersebut akan berubah menjadi zigot setelah terjadi pembuahan spermatozoid dan sel telur. Setelah pembuahan tersebut maka katak betina akan mengeluarkan telur-telurnya ke tempat yang aman dari pemangsa. Katak betina juga akan terus memantau dan mengontrol perkembangan sel-sel telurnya tersebut.
Setelah telur berhasil menetas, maka akan tampak larva katak atau biasa disebut pula dengan istilah kecebong. Pada fase kecebong ini belum memiliki organ tubuh yang sempurna seperti katak dewasa.
c. Kecebong Berkaki Dua
Setelah fase kecebong, maka akan berubah menjadi kecebong yang memiliki dua kaki dengan bentuk ekor yang panjang seperti bentuk sebelumnya. Fase kecebong berkaki dua masih harus tinggal dan berkembang di dalam air.
d. Kecebong Berkaki Besar
Setelah kecebong berkaki dua dalam ukuran kecil maka akan berkembang kakinya menjadi lebih besar. Bahkan kita sudah bisa melihat lipatan pada kaki kecebong. Selain itu juga sudah mulai tampak perkembangan pada du kaki pada bagian depan. Dalam fase metamorfosis ini kecebong masih memiliki ekor panjang dan masih harus berada di dalam air.
d. Kecebong dengan Dua Kaki Depan
Setelah itu kecebong akan masuk fase perkembangan yang sudah menampakan dua kaki depan yang membesar. Pada fase ini kecebong sudah hampir terlihat seperti katak dewasa, namun namun masih memiliki ekor lumayan panjang, tetapi tidak sepanjang sebelumnya.
Katak muda ini masih harus hidup di air dan belum bisa tinggal terlalu lama di daratan sebelum ekornya menghilang.
e. Ekor Kecebong Memendek
Pada fase ini sudah menuju katak dewasa, sehingga ekornya sudah semakin memendek. Fase ini menunjukan katak muda sudah siap untuk berlama-lama di daratan seperti halnya yang dibahas di dalam buku Seri Metamorphosis: Katak yang juga dilengkapi dengan ilustrasi tersembunyi menarik!
Fase metamorfosis yang terakhir adalah berubah menjadi katak dewasa setelah melewati fase kecebong sampai ekornya menghilang. Setelah menjadi katak dewasa maka hewan ini sudah bisa hidup lama di daratan karena mereka adalah hewan amfibia yang bisa hidup di dua alam, yakni darat dan air.
Pengertian Metamorfosis Tidak Sempurna
Untuk bisa membedakan siklus hewan yang mengalami metamorfosis sempurna dan tidak sempurna bisa dilihat dari jumlah siklus yang dilewatinnya. Untuk metamorfosis sempurna dalam Biologi melewati empat siklus, beda satu siklus dengan siklus tidak sempurna.
Metamorfosis tidak sempurna contohnya belalang, kecoa, capung, rayap, jangkrik, kepik dan lainnya. Di antara mereka memiliki ciri yang sama yaitu ketika menetas, perubahannya hanya menyangkut ukuran tubuh saja.
Ciri lainnya, hewan-hewan tersebut sering mengalami pergantian kulit karena perubahan ukuran yang semakin bertambah besar. Karena semakin besar, kulit tidak sanggup menutupi tubuhnya sehingga membutuhkan kulit baru yang lebih sesuai dengan tubuhnya.
Hewan-hewan yang Mengalami Proses Metamorfosis Tidak Sempurna
Kebanyakan dari kita mungkin hanya tahu kupu-kupu sebagai hewan yang mengalami metamorfosis. Nyatanya, ada banyak sekali hewan lain di luar sana yang mengalami proses yang sama.
Beberapa hewan mengalami metamorfosis sempurna seperti kupu-kupu, dan yang lainnya harus puas dengan metamorfosis tidak sempurna mereka. Ngomongin soal metamorfosis tidak sempurna, berikut lima hewan yang mengalami metamorfosis tidak sempurna, ada hewan apa aja?
Di dunia ini, ada sekitar 4.000 spesies kecoa yang berbeda, dan semuanya melakukan metamorfosis tidak sempurna. Saat musim kawin tiba, kecoa jantan dan betina akan bereproduksi. Seekor betina akan menghasilkan sekitar 40 sel telur yang kemudian berubah menjadi telur.
Gilanya, satu kapsul telur bisa menampung sekitar 50 kecoa. Setelah 38 hari, telur-telur ini akan menetaskan sebagai nimfa berwarna putih seperti kutu. Layaknya hewan yang mengalami metamorfosis tidak sempurna, nimfa kecoa tidak akan melewati proses pupa maupun larva.
Mereka menetas dengan penampilan yang sama dengan kecoa dewasa dalam versi yang lebih kecil. Setelah melewati 42 hingga 154 hari, nimfa kecoa ini akan mengalami molting beberapa kali hingga akhirnya memasuki fase imago atau dewasa.
Sama seperti kecoa, belalang juga hanya melewati tiga fase metamorfosis yakni fase telur, fase nimfa, lalu langsung memasuki fase imago. Selama musim panas, belalang betina akan menghasilkan sekitar 10 sampai 300 telur. Mereka kemudian menyimpan telur-telur miliknya di atas pasir atau tanaman, dan mulai menetas sebagai nimfa sekitar 10 bulan kemudian.
Meski punya penampilan mirip dengan belalang dewasa, nimfa-nimfa ini belum memiliki sayap juga alat reproduksi. Kedua organ tubuh itu baru akan muncul 30 hari kemudian, setelah nimfa berganti kulit selama beberapa kali dan akhirnya menjadi dewasa.
Serangga satu ini pasti terdengar begitu asing di telinga kita. Maklum saja, earwig atau yang dalam bahasa Indonesia disebut cocopet memang tidak hidup di Indonesia dan hanya ditemukan di wilayah Afrika, Selandia Baru, Amerika, Eurasia, dan Australia.
Di siang hari, earwig akan sembunyi di celah-celah tanaman dan baru mulai aktif mencari makan ketika hari sudah gelap. Serangga satu ini akan melompat-lompat dari satu tanaman ke tanaman lain dengan cepat untuk menemukan makanan seperti nyamuk, lalat, atau hewan kecil lain yang dia temukan.
Kehidupan seekor earwig dimulai dari telur. Seekor induk earwig dapat menghasilkan telur sebanyak 80 butir. Untuk melindungi telur-telurnya dari pemangsa, induk earwig akan menyimpannya di lubang pohon yang sempit dan tersembunyi.
Setelah melewati beberapa minggu, telur earwig akan menetas sebagai nimfa. Lambat-laun, nimfa kecil ini akan bertambah besar, melakukan pergantian kulit, sebelum akhirnya resmi menjadi earwig dewasa.
Sama seperti earwig, capung juga masuk dalam jajaran hewan yang mengalami metamorfosis tidak sempurna. Berbeda dengan hewan lainnya, capung melewati fase larva sebelum akhirnya berubah jadi nimfa. Betina akan menyimpan telur capung yang berbentuk sedikit lonjong di air berarus deras seperti sungai.
Di usia tiga minggu, telur capung akan menetas menjadi larva ganas pemakan segala. Mereka biasanya akan memangsa ikan kecil, cacing, dan hewan kecil penghuni air lainnya. Setelah cukup banyak makan, larva capung akan berubah menjadi nimfa dan tumbuh sebagai capung imago.
Selain earwig, kepik juga terdengar cukup asing bagi telinga kita. Kepik merupakan bagian dari keluarga hemiptera. Luar biasanya, seekor kepik betina bisa menghasilkan 1000 telur hanya dalam satu musim kawin. Sayangnya tidak semua telur memiliki nasib beruntung.
Pasalnya dari 1000 telur, banyak diantaranya berakhir jadi menu makan siang hewan predator. Telur kepik biasanya diletakkan di dedaunan, dan akan menetas setelah berumur satu minggu.
Sama seperti capung, telur kepik menetas sebagai larva, dan mengalami pergantian kulit. Uniknya kepik melewati fase pupa dan keluar sebagai kepik dewasa. Satu-satunya fase yang tidak mereka lewati adalah fase nimfa, dan karena itu jugalah metamorfosis kepik tidak bisa disebut sempurna.
Jangkrik menjadi salah satu hewan yang paling familiar untuk kita di Indonesia. Siapa sangka jika jangkrik juga mengalami metamorfosis tidak sempurna. Jangkrik melewati tiga tahapan dalam hidupnya yaitu telur, menetas menjadi nimfa, lalu tumbuh sebagai jangkrik dewasa atau imago.
Dibandingkan hewan lain di daftar ini, jangkrik menjadi hewan paling cepat dalam menyelesaikan proses metamorfosis mereka. Dalam satu musim kawin, jangkrik betina bisa menghasilkan sekitar 500 telur. Telur-telur jangkrik hanya membutuhkan waktu sekitar dua atau tiga hari untuk menetas.
Setelah menetas, mereka akan menjalani hidup sebagai nimfa selama 40 hari, dan tumbuh jadi jangkrik dewasa dalam waktu 40 hari lagi. Jadi jika ditotal, jangkrik hanya membutuhkan waktu selama 83 hari untuk tumbuh dewasa dan bereproduksi. Sedihnya, pertumbuhan mereka yang cepat membuat kehidupan para jangkrik berlangsung sangat singkat.
Jangkrik betina umumnya hidup selama 3 bulan atau lebih untuk bertelur, namun jangkrik jantan hidup kurang dari 3 bulan atau mati tidak lama setelah mereka kawin.
Reproduksi Perkembangan Hewan
Tidak seperti manusia yang lahir dengan organ dan bagian tubuh yang sempurna, beberapa hewan lahir penuh dengan kekurangan tertentu seperti tidak memiliki sayap, tidak memiliki alat reproduksi, bahkan tida memiliki kaki. Alhasil, untuk mengatasinya, mereka harus melakukan proses metamorfosis.
Perlu diingat bahwa setiap hewan membutuhkan waktu yang berbeda untuk menyelesaikan seluruh proses metamorfosis mereka. Ada hewan yang bisa bermetamorfosis dalam waktu beberapa hari, tetapi mayoritas dari mereka membutuhkan beberapa minggu untuk berubah.
Umumnya hewan yang mengalami metamorfosis tidak sempurna hanya akan melewati tiga fase yaitu telur, nimfa, lalu imago. Namun beberapa hewan seperti kepik, dan capung harus melewati empat fase baik itu fase larva maupun pupa.
Grameds, kalau kamu termasuk orang yang tertarik dengan dunia hewan dan segala hal tentang hewan, kamu bisa banget nih mampir ke www.gramedia.com. Di sini, kamu akan menemukan banyak buku menarik yang membahas tentang kehidupan para hewan baik itu mamalia, serangga, atau bahkan hewan-hewan ekstrim yang belum kamu ketahui sebelumnya. Sebagai #SahabatTanpaBatas, kami akan selalu memberikan yang terbaik buat kamu!
Proses Metamorfosis Pada Nyamuk
Proses perkembangan metamorfosis sempurna pada Nyamuk dimulai dari fase telur. Pada fase ini telur nyamuk ini dihasilkan dari nyamuk betina yang sebelumnya telah dibuahi oleh nyamuk jantan. Nyamuk betina ini bisa menghasilkan telur dari 100 hingga 200 butir dalam sekali pembuahan.
Nyamuk betina atau Induk nyamuk ini akan meletakkan telur-telurnya tersebut di permukaan air yang tenang dan dalam kondisi lembab. Telur-telur nyamuk akan mati sebelum berhasil menetas menjadi nyamuk dewasa jika air tempat mereka tinggal mengering. Jangka waktu menetasnya telur nyamuk adalah 1 sampai 3 hari.
Saat telur nyamuk berhasil menetas, maka fase metamorfosis selanjutnya adalah berubah menjadi larva. Larva ini lebih kita kenal dengan sebutan jentik nyamuk. Grameds mungkin pernah menemukan larva atau jentik nyamuk di atas permukaan air yang menggenang, seperti di bak mandi, ember, atau genangan lainnya.
Berbeda saat masih telur, jentik nyamuk sudah sangat bisa dilihat bahkan bergerak-gerak di dalam air. Fase larva nyamuk biasanya selama 7 hingga 10 hari untuk kemudian berubah lagi menjadi pupa.
Setelah jentik nyamuk, maka fase metamorfosis berikutnya adalah berubah menjadi pupa atau kepompong jika terjadi pada kupu-kupu. Tidak jauh berbeda dengan kupu-kupu, saat nyamuk di fase pupa maka yang aktif hanyalah organ pernapasan saja yang dibahas juga dalam buku Seri Metamorphosis: Nyamuk.
Untuk berubah dari pupa menjadi nyamuk dewasa. Biasanya membutuhkan waktu kurang lebih 12 hari. Pada saat fase pupa akan terjadi perubahan fisik, seperti muncul bulu-bulu dan sayap halus yang kemudian menjadi ciri khas dari nyamuk.
Setelah 12 hari melewati fase pupa, maka fase metamorfosis yang terakhir adalah berubah menjadi nyamuk dewasa atau kita biasa menyebutnya nyamuk. Nyamuk dewasa akan keluar dari kulit pupa yang terbelah.
Nyamuk jantan biasanya lebih dahulu menetas dibandingkan nyamuk betina dari pupanya. Setelah menjadi nyamuk dewasa maka hewan ini sudah bisa terbang, mencari makan, dan berproduksi kembali.
Metamorfosis sempurna
Metamorfosis sempurna adalah jenis metamorfosis dimana hewan tersebut melewati fase telur, larva, kepompong atau pupa, lalu imago. Hewan yang melakukan metamorfosis sempurna tidak melewati proses nimfa, dan karena tidak melewati proses nimfa, hewan-hewan ini akan menetas sebagai larva yang memiliki penampilan berbeda dengan induknya.
Penampilan ini baru akan berubah seperti induknya ketika hewan tersebut sudah melewati fase kepompong dan mencapai fase imago atau dewasa. Hewan-hewan yang bisa jadi contoh metamorfosis sempurna adalah kupu-kupu dan tawon.
Pengertian Metamorfosis Sempurna
Metamorfosis adalah sebuah proses berubahnya bentuk dan fungsi tubuh hewan, namun tidak semua hewan mengalami metamorfosis. Itulah sebabnya daur hidup hewan ada yang mengalami metamorfosis atau pula yang tidak.
Sebutan hewan yang kemudian tidak mengalami metamorfosis adalah ametamorfosis. Jenis hewan yang biasanya mengalami metamorfosis adalah serangga dan amfibi. Sedangkan jenis hewan yang biasanya tidak mengalami metamorfosis (ametamorfosis) adalah mamalia, reptil, unggas, dan ikan.
Fase metamorfosis kemudian juga masih dibagi lagi menjadi dua, yakni metamorfosis sempurna dan tidak sempurna. Metamorfosis sempurna merupakan sebuah proses pertumbuhan biologis yang terjadi pada hewan karena mengalami perubahan bentuk organ tubuh secara signifikan.
Metamorfosa ini menunjukan sebuah perubahan wujud secara sempurna karena ada pula pengecualian untuk makhluk hidup yang berkembang tidak wajar atau biasa disebut metamorfosis tidak sempurna.
Metamorfosis sempurna pada umumnya melalui tahap telur-larva-kepompong-dewasa. Sedangkan, metamorfosis tidak sempurna hanya melalui tahap telur yang menetas menjadi nimfa, kemudian tumbuh berkembang menjadi imago seperti halnya yang dibahas dalam buku Komik Sains Bocah Cerdas: Metamorfosis.
Hewan yang bermetamorfosis sempurna tersebut kemudian akan berkembang secara wajar dari satu bentuk ke bentuk lain secara berurutan. Jadi pertumbuhan makhluk hidup tidak ada cacat sampai berubah ke bentuk akhirnya.
Proses perkembangan metamorfosis sempurna pada makhluk hidup dimulai dari sel telur, setelah itu berkambang sampai berubaha menjadi bentuk sempurnanya.
Hewan-hewan yang mengalami proses perkembangan metamorfosis sempurna adalah Kupu-kupu, Katak, Nyamuk, lebah madu, dan alat. Berikut ini proses perkembangan lengkapnya dari fase metamorfosis yang terjadi pada hewan-hewan tersebut: